Praktisi pendidikan, Itje Chodidjah melihat masih banyak isu lain yang seharusnya diperhatikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebuda...
Praktisi pendidikan, Itje Chodidjah melihat masih banyak isu lain yang seharusnya diperhatikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru Muhajir Effendy daripada menambah jam belajar menjadi satu hari penuh. Menurut Itje, persoalan seperti kualitas guru, penerapan kurikulum yang belum maksimal dan program guru pembelajar seharusnya diperhatikan dulu.
"Jadi menurut saya, terlalu tergesa-gesa disaat ini memunculkan isu sistem sehari penuh, ada persoalan yang lebih penting harusnya Mendikbud melihatnya," kata Itje, Senin (8/8).
Itje mengatakan, dari perpektif anak sistem pembelajaran satu hari penuh sangat baik. Tapi dari perpektif yang lebih besar, sistem satu hari penuh jauh lebih kompleks. Ia mencontohkan, persoalan geografis akan menjadi salah satu kendala untuk menerapkan sistem ini.
Ada beberapa siswa, kata Itje, yang rumahnya jauh dari sekolah sehingga tidak memiliki akses untuk pulang di sore hari. Sistem ini lebih mungkin dijalankan di perkotaan, tapi banyak anak yang diminta membantu orang tua mereka. Sehingga tidak bisa seharian penuh di sekolah.
"Sekolah sampai siang saja sering diminta pulang waktu panen atau disuruh nambang diminta pulang. Karena berfikirnya ngapain sekolah ketika tidak bisa bantu orang tua," kata Itje.
Karena itu, ia berharap agar Muhajir melakukan diskusi dengan stakeholder yang terkait sebelum menjalankan sistem belajar satu hari penuh. Karena selain dari perpektif siswa, menurut Itje, perpektif guru juga harus dipahami.
Ia mengatakan, harus ada peraturan yang mengatur jam kerja guru. Selama ini guru bekerja dari pukul 07:00 sampai 15:00. Bagaimana jika guru harus mengajar sebanyak 12 jam. Selain itu, waktu guru untuk menyiapkan pelajaran juga menjadi berkurang.
COMMENTS